Saat nilai tukar rupiah melemah terhadap
dollar AS, kamu yang berprofesi sebagai karyawan mungkin tenang-tenang
saja. Berbeda halnya dengan pimpinan perusahaan: mereka akan sulit tidur
karena pelemahan rupiah akan berdampak kepada keuangan perusahaan.
Jika dibiarkan terus melemah, bisa-bisa perusahaan akan gulung tikar. Pertanyaannya, sektor usaha apa yang paling terkena dampak dari pelemahan rupiah? Saat ini prosesnya masih berlangsung sehingga dampaknya belum begitu jelas diketahui. Cuma kita bisa melihat dampak pelemahan dari pelemahan rupiah yang terjadi dua puluh tahun silam.
Dari riset yang dilakukan peneliti Bank
Indonesia pada 1998, secara umum disebutkan, perusahaan yang memiliki
sumber daya di dalam negeri yang kuat, berorientasi ekspor, memiliki
sumber pembiayaan non-rupiah yang rendah, mereka mampu bertahan jika
nilai tukar rupiah terhadap dollar AS sedang tertekan. Bahkan perusahaan
itu tetap bisa tumbuh positif.
Berikut ini hasil riset yang
dipublikasikan oleh Bank Indonesia pada Buletin Ekonomi Moneter dan
Perbankan tahun 1998. Riset yang dilakukan oleh Noor Yudanto dan M.
Setyawan Santoso terasa masih relevan hingga saat ini:
1. Industri pengolahan

Sektor ini memiliki kandungan impor yang tinggi sehingga sangat terpengaruh dengan pelemahan rupiah terhadap dollar AS. Kegiatan produksi sektor ini menjadi sangat mahal dengan kondisi rupiah yang sedang melemah. Saat bank menaikkan suku bunga kredit, sektor ini juga akan mengalami tekanan baru.
2. Sektor bangunan/properti
Pelamahan nilai tukar rupiah diperkirakan cukup memukul sektor properti ini, bersama sektor industri pengolahan. Maklum di sektor bangunan ini banyak menggunakan bahan baku impor, terutama perlengkapan pembangunan properti, dan pinjaman non-rupiah. Tekanan dari sisi suku bunga juga cukup besar. Sebab konsumen mengerem membeli bangunan jika suku bunga bank naik.
3. Sektor perdagangan
Pelemahan rupiah cukup berpengaruh terutama pada sektor perdagangan konsumer goods, barang-barang mewah, peralatan elektronik, dan barang kebutuhan lain yang puna kandungan impor tinggi. Dari sisi kenaikan suku bunga, sektor ini juga cukup rentan karena memiliki kredit perbankan untuk kegiatan usaha maupun kredit konsumsi oleh konsumen.
4. Sektor pengangkutan/transportasi

Sektor ini terpengaruh cukup besar jika rupiah terus melemah. Sebab sektor ini umumnya memiliki pembiayaan luar negeri untuk pengadaan spare part dan pembelian alat transportasi. Akibatnya mau tidak mau tarif transportasi darat, laut, dan udara, akan naik. Selain itu perusahaan otomotif akan terkena imbas. Kenaikan suku bunga juga akan menggencet sektor ini karena pembelian sarana transportasi umumnya dengan dana dari pinjaman.
5. Sektor keuangan
Sektor keuangan memiliki korelasi yang cukup tinggi dengan pelemahan nilai tukar rupiah. Sebab bank banyak mengambil pinjaman non rupiah dari lembaga keuangan di luar negeri. Namun tekanan terbesar berasal dari kenaikan suku bunga. Nasabah kredit perbankan akan kesulitan membayar cicilan sehingga keuangan bank ikut carut marut akibat kredit bermasalah meningkat.
6. Sektor pertanian dan perkebunan
Sektor ini punya keterkaitan yang rendah dengan naik turunnya kurs rupiah. Sebab sektor pertanian relatif kecil memakai bahan baku impor, kecuali pupuk dan pakan ternak.
Sedangkan produk perkebunan seperti
kelapa sawit, coklat, cengkeh, dan coklat bisa menerima keuntungan
karena akan menerima rupiah yang lebih banyak dari sebelumnya. Maklum
menjual hasil produksinya ke luar negeri.
7. Sektor pertambangan dan migas

Memiliki dampak yang positif jika rupiah melemah. Sebab industri pertambahan termasuk minyak dan gas memiliki pasar ekspor. Dengan pelemahan rupiah, sektor akan menerima rupiah lebih banyak dari sebelumnya sehingga akan menerima keuntungan.
8. Sektor listrik
Studi ini masih melihat dampak pelemahan rupiah kepada produksi listrik relatif kecil. Berbeda jika terjadi kenaikan suku bunga: PLN akan terganggu karena pinjaman PLN masih sangat dominan.
Sekarang faktor rupiah sangat besar di
sektor listrik. Sebab naik turunnya tarif listrik ditentukan nilai tukar
rupiah, selain inflasi dan harga BBM. Bagi perusahaan dan masyarakat,
dampak pelemahan rupiah bisa menyebabkan tarif listrik akan melambung.
Comments
Post a Comment